Jumat, 06 Februari 2015

Surat Rinduku Untuk Kalian

Enam bulan sudah kita tidak tinggal dalam satu atap bersama lagi. Sudah tak ada giliran memasak, bersih-bersih pondokan, atau aktivitas yang kita lakukan di Supiori. Sudah tak ku dengar lagi canda tawa kalian, sudah lama tak ku tatap wajah kalian yang bersinar. Hari ini kuputarkan video berisi kenangan di Supiori, sudah tak ada haru tangis membasahi pipi walau rindu masih membayangi dalam selinap hatiku. Suasana di sana tak bisa terulang, tak bisa tergantikan. Walau kini kita tetap berada dalam satu kota bahkan satu payung almamater yang sama, namun kesibukan telah membawa kita pada jalan masing-masing. Whats Apps, BBM, Facebook, SMS, atau telepon pun gagal mengkoneksikan kabar kita satu sama lain. Kita kembali kepada dunia masing-masing. Pada titik ini pun aku telah berhasil meneruskan langkahku di Yogyakarta, meninggalkan rasa kehilangan atas erakhirnya kisah KKN. Susah move on. Butuh waktu enam bulan hingga aku bisa mengembalikan ritmeku. Norak memang. Kisah di Supiori kalau boleh dibilang, aku tak mau menjadikannya kenangan. Aku ingin berjalan di dalamnya terus menerus. Akan tetapi memang tak bisa menghentikan detik yang terus bertambah, tak bisa berjalan di tempat yang sama tanpa ada tujuan lain. Hanya satu obatnya, ikhlas untuk melupakan kisah ini agar tak selalu terbayang dan menimbulkan rindu yang nestapa. Seperti berusaha menenggelamkan botol kosong yang tertutup, terkadang pasti menyembul. Itulah caraku untuk menghilangkan rindu.
Walaupun tak semua dari kalian dekat denganku, tapi perhatianku pernah tercurahkan rata besarnya untuk kalian semua. Keluargaku, Supiori Tarada Dua.


Yogyakarta, tempatku kini berpijak untuk meneruskan perjuanganku untuk Indonesiaku.

1 komentar:

  1. cek kumpulan cerkak bahasa jawa
    www.kumpulan-cerkak.blogspot.co.id

    BalasHapus